Kamis, 20 Oktober 2011

PESAN PESAN TERAKHIR RASULULLAH SAW SAAT HAJI WADA

Pada tanggal 9 dzulhijjah, yaitu hari hajji. Beliau, nabi SAW diikuti oleh puluhan ribu kaum muslimin berkumpul di suatu padang yang sangat luas ditengah lembah di kawasan ‘Uranah. Dengan tetap duduk di atas unta, dengan suara kencang beliau mulai berkhutbah. Sekalipun suara beliau sudah keras tapi masih perlu disambung dengan suara yang lebih keras lagi oleh Umayyah bin Khalaf. Setelah beliau memanjatkan Puji syukur ke hadhirat Allah SWT, beliau berkata pada umatnya:

“Hai sekalian manusia, perhatikanlah baik-baik apa yang hendak kukatakan! Aku tidak tahu, kalau-kalau aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian semua dalam keadaan seperti sekarang ini.”

“Hai kaum muslimin, ketahuilah bahwa darah (jiwa) dan Harta benda kalian adalah suci bagi kalian, sesuci hari dan bulan yang suci ini., hingga tiba saat kalian pergi menghadap Allah, dan kalian pasti akan menghadapNya. Pada saat itulah kalian dituntut pertanggungjawaban atas segala yang telah kalian perbuat! Ya Allah… itu telah kusampaikan.”

“ Barang siapa yang menanggung beban amanat hendaklah ia menunaikan amanat itu kepada yang berhak menerimanya.”

“ Semua macam riba terlarang, tetapi kalian masih berhak menerima kembali harta pokoknya (modalnya). Dengan demikian kalian tidak berlaku dzalim dan tidak pula diperlakukan dzalim! Allah telah menetapkan bahwa riba tidak boleh dilakukan lagi, dan riba Al-Abbas bin Abdul Mutthalib sudah tidak berlaku!”

“ Semua tuntutan darah (pembalasan jiwa) semasa jahiliyah tidak berlaku lagi, dan tuntutan darah yang pertama kuhapuskan ialah tuntutan darah (jiwa) Ibnu Rabi’ah bin Al-Harits bin Abdul Mutthalib!”

“Hai kaum muslimin, Menukar bulan Hurum (bulan suci) dengan bulan lain adalah perbuatan menambah kekufuran, dan justru karena perbuatan itulah orang-orang kafir bertambah sesat. Mereka menghalalkan perbuatan yang diharamkan dalam bulan suci pada tahun yang satu dan mengharamkan perbuatan yang dihalalkan (dalam bulan-bulan biasa) pada tahun yang lain dengan maksud melengkapi jumlah bulan-bulan suci yang telah ditetapkan Allah”

“ Hai kaum muslimin, zaman berputar semenjak Allah menciptakan langit dan bumi, bilangan bulan menurut hitungan Allah adalah dua belas bulan, empat bulan di antaranya. Adalah bulan-bulan suci, yaitu tiga bulan berturut-turut (Dzulqi’dah, Dzulhijjah, dan Muharram) dan bulan Rajab antara bulan Jumadilakhir dan Sya’ban.”

“ Hai kaum muslimin, sebagaimana kalian mempunyai hak atas istri-istri kalian, merekapun mempunyai hak atas kalian. Hak kalian atas mereka adalah melarang mereka memasukkan lelaki lain yang tidak kalian sukai ke dalam rumah kalian, dan mereka wajib menjaga diri agar jangan sampai berbuat tidak senonoh. Apabila mereka berbuat demikian itu, Allah mengizinkan kalian berpisah tidur dengan mereka, dan kalian boleh memukul mereka satu kali dengan pukulan yang tidak menimbulkan cacad badan. Jika mereka telah menghentikan perbuatan seperti itu, kalian wajib memberi nafkah, sandang-pangan, kepada mereka secara baik-baik. Hendaklah kalian berlaku baik terhadap istri-istri kalian, sebab mereka itu adalah mitra yang membantu kalian dan karena mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri mereka sendiri. Kalian telah mengambil mereka sebagai amanat Allah dan kehormatan mereka dihalalkan bagi kalian dengan nama Allah”

“Hai kaum muslimin, camkan baik-baik apa yang kukatakan. Hal itu telah aku sampaikan! Kutinggalkan bagi kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh padanya. Kalian tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya! Soal itu jelas bagi kalian!”

“Hai kaum muslimin, dengarkan dan fahamilah kata-kataku. Kalian pasti mengerti bahwa setiap muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, dan segenap kaum muslimin adalah saudara. Namun tidak seorangpun dari kalian yang dihalalkan mengambil sesuatu milik saudaranya (sesama muslim) kecuali diberikan atas dasar kerelaan hatinya. Jangan sekali-kali kalian berlaku dzalim terhadap diri kalian sendiri!”

“Ya Allah, bukankah (semuanya) itu telah kusampaikan?!!” dengan suara gemuruh membelah angkasa, kaum muslimin menyambut: “ya benar ya rasulullah!”. Beliau kemudia mohon disaksikan Allah:” Ya Allah, saksikanlah”.

SEORANG NENEK YANG IKHLAS

Seorang nenek harus berjalan jauh ke pasar di kota untuk menjual bunga cempaka. Itulah kerja hariannya.

Selepas berjualan, beliau singgah dahulu ke masjid di kota untuk bersolat zuhur.
Selepas berdoa dan berwirid sekadarnya, nenek itu akan terlebih dahulu membersihkan dedaun yang berselerakan di halaman masjid. Ini dilakukannya setiap hari di bawah terik matahari. Setelah semua dedaun itu dibersihkan barulah beliau pulang ke desanya.Jemaah dan pengelola masjid kasihan melihat rutin nenek yang demikian.

Suatu hari, pengurus masjid memutuskan untuk membersihkan dedaun yang berselerakan di halaman masjid sebelum nenek itu datang. Fikirnya, usaha itu akan membantu nenek tadi agar tidak perlu bersusah payah membersihkan halaman masjid itu.

Rupanya, niat baik itu telah membuat nenek tersebut menangis sedih.

Dia bermohon supaya dia terus diberi kesempatan membersihkan halaman masjid seperti biasa.

Akhirnya, pihak masjid terpaksa membiarkan situasi berjalan seperti biasa supaya nenek itu tidak lagi hiba.

Satu ketika apabila ditanyakan seorang kiai mengapa nenek tersebut perlu melakukan hal itu, nenek tersebut menjawab:

“Saya ini perempuan bodoh, kiai. Saya tahu amal-amal saya yang kecil ini mungkin juga tidak benar dijalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari kiamat tanpa syafaat Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam.
“Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu selawat kepada Rasulullah sollallahu `alaihi wasallam. Kelak jika saya mati, saya ingin Rasulullah menjemput saya.
“Biarlah semua dedaun ini bersaksi bahwa saya telah membacakan selawat kepadanya.”

Allah SWT berfirman :

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيما

“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bershalawat salamlah kepadanya. (QS Al-Ahzab 33: 56)

Rasulullah SAW bersabda :
“Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu. (HR Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih).

Mudah-mudahan kita dapat sama-sama menghayati keikhlasan sifat nenek yang mulia itu.

TANGISAN RASULULLAH MENGUNCANGKAN ARASY ALLAH SWT

Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”

Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu Ialu berkata:

“Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, karena aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”

Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?”

“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.

Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.

“Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:

“Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita.

Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Maka orang Arab itu pula berkata:

“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah bertanya kepadanya. ‘Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,’ jawab orang itu. ‘Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!’

Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata:

“Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!” Betapa sukanya orang Arab badwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.

Senin, 26 September 2011

Sa'd al-Salmi Menikahi Bidadari

PADA zaman Rasulullah Saw. tersebutlah Sa’d al-Salmi, salah satu sahabat yang seluruh hidupnya diserahkan untuk berjuang dami mengibarkan bendera Islam. Satu ketika, dia bertanya kepada Nabi: “Ya Rasulullah, apakah hitamnya kulitku dan buruknya wajahku akan menghalang-halangiku dari masuk surga?” Itu adalah pertanyaan yang dia kemukakan sebagai ungkapan rasa putus asa atas kenyataan yang menimpanya sebagai manusia biasa. Secara fisik, memang Sa’d masih jauh untuk dikatakan pria tampan, ditambah lagi kulitnya yang hitam.
“Tidak! Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya. Apakah engkau tidak percaya pada Tuhanmu dan dengan apa yang dibawa oleh Rasul-Nya?” Demikian Rasulullah menjawab, sembari beliau menaruh rasa penasaran akan pertanyaan yang sederhana ini, tapi tentunya ada alasan tersendiri yang beliau belum mengetahuinya.
Kemudian Sa’d menjawab, “Demi Dzat yang telah memuliakanmu dengan sifat kenabian. Sungguh aku telah bersyahadat bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan sungguh Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, sebelum saya duduk di sini 8 bulan yang lalu. Aku telah meng-khithbah orang-orang yang ada di depanmu dan mereka yang tidak menyertaimu. Tapi semuanya menolak karena hitam dan jeleknya rupaku. Sungguh cukup bagiku Bani Tsaqif, tapi begitulah, hitamku ini jadi penghalang.”
Rupanya alasan inilah yang menarik hati Sa’d bertanya perihal surga. Dia merasa pesimis akan keadaannya, hingga memaksa untuk mengutarakannya kepada Nabi. Lalu Nabi menanyakan kepada sahabat yang lain, “Adakah Amr bin Wahab sekarang?” Amr adalah salah satu sahabat yang baru saja masuk Islam dari Bani Tsaqif.
“Tidak ada, ya Rasulullah,” jawab mereka.
Kemudian Rasulullah menanyakan kepada Sa’d, “Apakah engkau tahu di mana rumah Amr?”
“Ya, saya tahu rumahnya,” jawab Sa’d.
“Pergilah ke sana. Ketuk pintu rumahnya dengan ketukan yang lembut. Ucapkan salam. Kemudian setelah engkau masuk, katakan kepadanya bahwa Rasulullah Saw. akan menikahkan aku dengan putrimu.” Amr bin Wahab ternyata memiliki putri yang cantik lagi cerdas.
Perintah ini akhirnya dilaksanakan oleh Sa’d dengan penuh percaya diri dan hatinya begitu yakin atas perintah Nabi ini. Tapi pada kenyataannya, di saat Sa’d melaksanakan semua itu, Amr menolak dengan tegas pernyataan Sa’d meskipun itu perintah Nabi. Barangkali terbesit dalam hatinya ketidak percayaan bahwa putrinya yang cantik harus menikah dengan pemuda yang buruk rupa dan hitam lagi. Bahkan menuduh Sa’d berbohong dengan menjual nama Nabi untuk diambil keuntungan di balik nama besar beliau. Karena merasa gagal, maka kembalilah Sa’d kepada Rasulullah, pada saat dia kembali inilah sang putri mengutarakan sesuatu kepada ayahnya,
“Wahai ayahandaku, ini adalah keberuntungan. Sungguh ini keberuntungan. Kalau memang Rasulullah hendak menikahkan diriku dengan pemuda tadi, maka diriku benar-benar ridha atas apa yang Allah dan Rasul-Nya ridhai!”
Sungguh tulus jawaban putri Amr bin Wahab, dia benar-benar menyerahkan semuanya pada kehendak Allah dan Rasul-Nya. Ia tidak melihat orang yang diperintah tapi dia melihat siapa yang memerintah. Sungguh hanya ketinggian iman yang bisa menumbuhkan rasa ini. Mendengar penuturan putri kesayangannya, dengan segera Amr meminta klarifikasi kepad Nabi. Sesampai di rumah Rasulullah, dia duduk bersimpuh dan siap menerima apa yang akan terjadi. Pada saat itu, Rasulullah bersabda,
“Kamukah orangnya yang menolak perintah Rasulullah?”
Amr menjawab, “Kekasihku, memang benar aku melakukannya dan aku meminta ampunan kepada Allah atas apa yang sudah aku lakukan. Aku kira dia berbohong dengan apa yang dia utarakan. Kalau memang dia benar maka sungguh aku nikahkan dia dengan putri kesayanganku. Dan aku berlindung kepada Allah dari murka-Nya dan murka Rasul-Nya. Dan nikahkan putriku dengan Sa’d dengan mas kawin 400 dirham.”
Kemudian Rasulullah bersabda kepada Sa’d, “Pergilah kepada istrimu, kumpulilah dia.”
Lalu Sa’d menjawab, “Demi Dzat yang mengutusmu dengan haq sebagai Nabi, ya Rasulullah, sungguh aku tak punya apa-apa hingga aku meminta pada saudara-saudaraku.”
Rupanya, Sa’d bukan hanya hitam dan buruk rupa, tapi juga miskin. Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “Mahar istrimu masih ada pada tiga golongan orang mukmin. Pergilah kepada Utsman bin Affan, mintalah 200 dirham darinya. Lalu pergilah kepada Abdurrahman bin Auf dan ambillah 200 dirham, terakhir kunjungilah Ali dan ambillah darinya 200 dirham pula!”
Akhirnya Sa’d melaksanakan perintah Rasulullah ini, bahkan dari tiap-tiap sahabat Nabi yang diminta, dia selalu mendapatkan pemberian yang lebih dan Sa’d mendapatkan uang yang lebih banyak dari 400 dirham yang ditargetkan.
Kebahagiaan meliputi hati Sa’d karena secara fisik jauhlah ia dikatakan pemuda yang tampan. Tapi justru mendapatkan seorang istri yang cantik dan shalihah. Kemudian di saat dia membelanjakan uangnya, terdengarlah pengumuman yang mengejutkan, bahwa Rasulullah memerintahkan kewajiban jihad fi sabilillah sepada seluruh umat Islam. Ujian yang tidak ringan bagi Sa’d. Baru saja dia merengkuh kebahagiaan yang dia cari sekian lama, ternyata panggilan jihad lebih indah terngiang di telinga jiwanya dibanding nikmatnya bercengkerama dengan istri yang ia dambakan sebelumnya. Sa’d lebih memilih jihad fi sabilillah li i’la-i kalimatillah sebagai bukti cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan lantang dia berkata,
“Sungguh! Hari ini akan kujadikan dirham-dirhamku untuk sesuatu yang Allah dan Rasul-Nya serta seluruh kaum muslimin cintai!” Lalu Sa’d membelanjakan dirhamnya untuk membeli peralatan perang, mulai dari kuda, pedang, tombak, tameng, sampai baju besi baja berwarna hitam dan dengan gagah berani dia bertempur bersama pasukan Muhajirin yang lain.
Kehendak Allah adalah ketetapan yang harus diterima oleh seluruh makhluk-Nya. Sa’d ternyata ditakdirkan untuk meninggalkan kenikmatan yang belum ia tengkuh seluruhnya. Ia adalah salah satu dari sekian ratus pasukan Islam yang terluka parah, luka-luka yang ia derita memaksanya untuk melepas baju kefanaan dunia. Pada saat evakuasi korban, ditemukanlah seonggok tubuh terbungkus baju besi berbalut luka yang cukup serius. Sahabat Nabi yang lain tidak mengenali sesosok pemuda di balik baju besi itu dan sampai-sampai Ali pun salah mengira akan identitas pemakainya. Ini tiada lain karena Sa’d bukanlah sahabat Nabi yang banyak orang lain mengenalnya. Nabi baru mengenalnya setelah melihat warna hitam baju perang yang dia pakai. Itupun Rasulullah masih bertanya,
“Engkaukah Sa’d al-Salmi?”
Sa’d menjawab, “Ya!”
Lalu, dengan penuh haru, Rasulullah mengangkat kepada Sa’d ke pangkuan beliau. Dia mengusap dengan tangannya sendiri debu yang mengotori wajah Sa’d. Seorang ksatria Islam yang gagah berani telah meninggalkan dunia yang fana. Rasulullah bersabda, “Anak muda, sungguh sangatlah harum semerbak aromamu karena besarnya cintamu pada Allah dan Rasul-Nya.”
Kemudian Rasul pun menitikkan air mata, tapi sungguh mengejutkan karena sesaat kemudian beliau malah tertawa. Lalu memalingkan wajahnya.
Abu Lubabah dengan penuh rasa penasaran menanyakan kepada beliau, “Ya Rasulullah, kenapa engkau menangis kemudian tertawa lalu memalingkan wajahmu?”
Beliau menjawab, “Tangisanku adalah tangisan rindu kepada Sa’d, sedangkan tertawaku karena bahagia melihat derajat kemuliaan yang Sa’d peroleh di hadapan Allah, aku memalingkan wajah karena aku malu melihat bidadari berputar-putar mengelilingi Sa’d menjadi istri-istrinya.” Subhanallah

KALAM AL HABIB ABDULLOH BIN MUHSIN ALATTAS ( HAKIKAT PENGABULAN DOA )





Habib ‘Abdullah bin Muhsin Alatas
Hakikat Pengabulan Doa

SESUNGGUHNYA ketika engkau berdoa kepada Allâh Jalla wa ‘Alâ, maka Allâh menjawab doamu. Jika engkau berkata, “Wahai Tuhanku,” maka Dia berkata, “Labbaik hamba-Ku.” Setiap doa pasti dijawab oleh Allâh. Adapun mengenai permintaan yang kau ajukan dalam doamu, maka Allâh akan melihatnya terlebih dahulu. Jika yang kau minta itu baik dan bermanfaat untukmu, maka Allâh akan memberikannya. Tetapi, jika yang kau minta itu buruk dan tidak bermanfaat untukmu, maka Allâh tidak akan memberikannya. Allâh hanya akan memberikan sesuatu yang menurut-Nya baik untukmu, bukan sesuatu yang menurut-Nya buruk meskipun menurutmu baik. Sesungguhnya apa yang kau pinta itu akan Dia berikan sesuai dengan ilmu-Nya. Sebagai contoh, jika anakmu yang masih kecil yang kau sayangi datang menemuimu dan meminta sesuatu yang akan membahayakan dirinya sedangkan dia tidak tahu bahwa apa yang dia minta itu berbahaya baginya, apa yang akan kau lakukan? Kau akan mengabulkan permintaannya atau menolaknya? Dengan cara demikian sesungguhnya penolakanmu adalah sebuah pemberian, sebab engkau mencegahnya dari sesuatu yang akan membahayakan dirinya. Begitulah perlakuan Allâh kepada hamba-hamba-Nya. Allâh selalu memilihkan yang terbaik bagi mereka, sebab Dia menyayangi mereka lebih daripada kasih sayang mereka kepada dirinya sendiri. Dan Dia lebih mengasihi mereka daripada kedua orang tua mereka

Sabtu, 24 September 2011

MANAQIB AL HABIB SHOLEH BIN MUHSIN AL HAMID ( TANGGUL )

HABIB SHOLEH BIN MUHSIN AL HAMID ( TANGGUL JEMBER JAWA TIMUR)

                                                                                                   Beliau adalah seorang wali qhutub yang lebih dikenal Dengan nama habib Sholeh Tanggul, Ulama karismatik yang berasal dari Hadro maut pertama kali melakukan da’wahnya ke Indonesia sekitar tahun 1921 M dan menetap di daerah tanggul Jember Jawa timur. Habib Sholeh lahir tahun 1313 H dikota Korbah , ayahnya bernama Muhsin bin Ahmad juga seorang tokoh Ulama dan Wali yang sangat di cintai masyarakat , Ibunya bernama Aisyah ba umar

Sejak Kecil Habib sholeh gemar sekali menuntut ilmu , beliau banyak belajar dari ayahandanya yang memang seorang Ahli ilmu dan Tashauf , berkat gembelengan dan didikan dari ayahnya Habib sholeh memilki kegelisahan Batiniyah yang rindu akan Alloh Swt dan Rindunya Kepada Rosululloh SAW, akhirnya beliau melakukan Uzlah ( Mengasingkan diri) selama hampir 7 tahun sepanjang waktu selama beruzlah Habib Sholeh memperbanyak Baca al quran , Dzikir dan membaca Sholawat . Hingga Akhirnya Habib Sholeh Di datangi Oleh tokoh Ulama yang juga wali Quthub Habib Abu bakar bin Muhammad assegaf dari Gresik, Habib Sholeh Diberi sorban hijau yang katanya Sorban tersebut dari Rosululloh SAW dan ini menurut Habib Abu bakar assegaf adalah suatu Isyarat bahwa Gelar wali Qhutub yang selama ini di sandang oleh habib Abubakar Assegaf akan diserahkan Kepada Habib Sholeh Bin Muhsin , Namun Habib sholeh Tanggul merasa bahwa dirinya merasa tidak pantas mendapat gelar Kehormatan tersebut. Sepanjang Hari habib Sholeh tanggul Menangis memohon kepada Alloh Swt agar mendapat Petunjuknya.

Dan suatu ketika habib Abyubakar Bin Muhammad assegaf gresik mengundang Habib sholeh tanggul untuk berkunjung kerumahnya , setelah tiba dirumah habib Abubakar Bin Muhammad assegaf menyuruh Habib Sholeh tanggul untuk melakukan Mandi disebuah kolam Milik Habib Abu bakar Assegaf , setelah mandi habib Sholeh tanggul di beri Ijazah dan dipakaikan Sorban kepadanya. Dan hal tersebut merupakan Isyarat Bahwa habib Abubakar Bin Muhammad Assegaf telah memberikan Amanat kepada Habib sholeh tanggul untuk melanjutkan Da’wak kepada masyrakat.

Habib Sholeh mulai melakukan berbagai aktifitas dakwahnya kepada Masyarakat, dengan menggelar berbagai Pengajian-pengajian . Kemahiran beliau dalam penyampaian dakwahnya kepada masyarakat membuat beliau sangat dicintai , dan Habib sholeh Mulai dikenal dikalangan Ulama dan habaib karena derajat keimuan serta kewaliaan yang beliau miliki. Habib sholeh tanggul sering mendapat Kunjungan dari berbagai tokoh ulama serta habaib baik sekedar untuk bersilahturahim ataupun untuk membahas berbagai masalah keaganmaan, bahkan para ulama serta habaib di tanah air selalu minta didoakan karena menurut mereka doa Habib sholeh tanggul selalu di kabulkan oleh alloh SWt, Pernah suatu ketika habib Sholeh tanggul berpergian dengan habib Ali Al habsy Kwitang dan Habib ali bungur dalam perjalanan Beliau melihat kerumunan Warga yang sedang melaksanakan sholat Istisqo’ ( Sholat minta hujan ) karena musim kemarau yang berkepanjangan , lalu Habib sholeh Memohon kepada alloh Untuk menurunkan Hujan maka seketika itupula hujan turun. Beliau berpesan kepada jama’ah Majlis ta’limnya apabila do’a-doa kita ingin dikabulkan oleh Alloh Swt jangan sekali-kali kita membuat alloh murka dengan melakukan Maksiyat, Muliakan orang tua mu dan beristiqomalah dalam melaksanakan sholat subuh berjama’ah.

Habib Sholeh berpulang kerahmatulloh pada tanggal 7 sawal 1396 h atau sekitar tahun 1976, hingga sekarang Karomah beliau yang tampak setelah beliau meninggal adalah bahwa maqom beliau tidak pernah sepi dari para jamaah yang datang dari berbagai daerah untuk berziarah apalagi waktu perayaan haul beliau yang diadakan setiap hari kesepuluh dibulan syawal ribuan orang akan tumpah ruah kejalan untuk memperingati Khaul beliau.


Jumat, 23 September 2011


Cerita dari Habib Hasan bin Ja’far Assegaf (Nurul Mustafa) tentang Al Habib Abdullah bin Abdulqadir Bil Faqih


Cerita dari Habib Hasan bin Ja’far Assegaf (Nurul Mustafa) tentang Al Habib Abdullah bin Abdulqadir Bil Faqih

Aku Mendengar dari guruku, as-sayyid al-walid habibana Hasan bin ja’far assegaf,dan bliau sendiri yg mengalaminya.
suatu ketika,semasa habib Hasan di pesantren darul hadist malang, beliau dipanggil oleh gurunya untuk membuat teh 2 gelas,lalu habib Hasan bingung berfikir dalam hati beliau, kan ga ada tamu kok minta bikin 2 gelas teh…
krena printah guru bsar,beliau turuti….
Singkat cerita jadilah teh itu dibawa kehadapan guru beliau Habib Abdullah bin Abdulqadir Bil Faqih. lalu habib Hasan berfikir,klo teh itu untuk beliau berdua. Ternyata Habib Hasan disuruh keluar,ya Hasan ente boleh keluar (perkataan Habib Abdullah Bil Faqih).

lalu Habib Hasan keluar,dari kejauhan Habib menunggu tamu siapa yg akan datang. Dan lalu tiba-tiba datang tukang siomay berpakaian compang camping dengan mengenakan handuk kcil dilehernya, lalu tukang siomay itu diciumi kening dan pipinya oleh gurunya Habib Hasan. Dan tekang siomay itu memegang jenggot gurunya, dalam hati Habib Hasan bertanya-tanya siapa dia lancang sekali tidak lama kemudian, karena Habib Hasan perutnya sakit beliau menuju belakang (kamar mandi), tidak selang lama panggilan adzan datang. Lalu Habib Hasan buru-buru menuju masjid, dan ketika sebelum sampai masjid bertemu guru beliau al Habib Abdullah bin Abdulqadir bin Ahmad Bil Faqih lalu beliau bercakap-cakap dengan Habib Hasan,
“ya Hasan kmana td ente”, dg polosnya beliau jawab
“ane ke belakang bib sakit perut”,
lalu guru bliau bilang lagi,
“coba tadi ente sabar sebentar menunggu ane,ane ajak salaman ma beliau”
Habib Hasan kaget dan berkata, “kan cuma tukang siomay ya Habib”. lalu guru beliau berkata
“enak aje ente,ente liat pake kaca mata gag.itu nabi yaallah khidir yg bertamu ama ane,klo bliau pake gamis n imamah rapih,org2 pada mau salaman”
subhanallah,ini terjadi waktu tahun 80an

KIJANG PUN BERBICARA KEPADA RASULULLAH SAW


Diriwayatkan oleh Abu Na’im di dalam kitab ‘Al-Hilyah’ bahwa seorang lelaki lewat di sisi Nabi SAW. dengan membawa seekor kijang yang ditangkapnya, lalu Allah Taala (Yang berkuasa menjadikan semua benda-benda berkata-kata) telah menjadikan kijang itu berbicara kepada Nabi SAW : “Wahai Pesuruh Allah, sesungguhnya aku mempunyai beberapa ekor anak yang masih menyusu, dan sekarang aku sudah ditangkap sedangkan mereka sedang kelaparan, oleh itu haraplah perintahkan orang ini melepaskan aku supaya aku dapat menyusukan anak-anakku itu dan sesudah itu aku akan kembali ke mari.” Bersabda Rasulullah SAW. “Bagaimana kalau engkau tidak kembali kesini lagi?” Jawab kijang itu: “Kalau aku tidak kembali ke mari, nanti Allah Ta’ala akan melaknatku sebagaimana Ia melaknat orang yang tidak mengucapkan shslawat bagi engkau apabila disebut nama engkau disisinya.
“Lalu Nabi SAW. pun bersabda kepada orang itu : “Lepaskan kijang itu buat sementara waktu dan aku jadi penjaminnya. “Kijang itu pun dilepaskan dan kemudian ia kembali ke situ lagi. Maka turunlah malaikat Jibril dan berkata: “Wahai Muhammad, Allah Ta’ala mengucapkan salam kepada engkau dan Ia (Allah Ta’ala) berfirman: “Demi KemuliaanKu dan KehormatanKu, sesungguhnya Aku lebih kasihkan umat Muhammad dari kijang itu kasihkan anak-anaknya dan Aku akan kembalikan mereka kepada engkau sebagaimana kijang itu kembali kepada engkau.”

MANAQIB AL HABIB ABU BAKAR BIN MUHAMMAD ASSEGAF ( GRESIK )



manaqib habib Abubakar bin muhammad assegaf(gersik)
Habib Abu Bakar as-Segaf Gresik

Sebuah perjalanan religius seorang kekasih Allah hingga maqom Shiddiqiyyah Kubro

Beliau adalah Al-Imam al-Quthbul Fard al-Habib Abu Bakar bin Muhammad bin Umar bin Abu Bakar bin Al-Habib Umar bin Segaf as-Segaf (seorang imam di lembah Al-Ahqof). Garis keturunan beliau yang suci ini terus bersambung kepada ulama dari sesamanya hingga bermuara kepada pemuka orang-orang terdahulu, sekarang dan yang akan datang, seorang kekasih nan mulia Nabi Muhammad S.A.W. Beliau terlahir di kampung Besuki (salah satu wilayah di kawasan Jawa Timur) tahun 1285 H. Ayahanda beliau ra. wafat di kota Gresik, sementara beliau masih berumur kanak-kanak.

Sungguh al-Habib Abu Bakar bin Muhammad as-Segaf tumbuh besar dalam asuhan dan penjagaan yang sempurna. Cahaya kebaikan dan kewalian telah tampak dan terpancar dari kerut-kerut wajahnya, sampai-sampai beliau R.a di usianya ke-3 tahun mampu mengingat kembali peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi pada dirinya. Semua itu tak lain karena power (kekuatan) dan kejernihan rohani beliau, serta kesiapannya untuk menerima curahan anugerah dan Fath (pembuka tabir hati) darinya.

Pada tahun 1293 H, atas permintaan nenek beliau yang sholehah Fatimah binti Abdullah (Ibunda ayah beliau), beliau merantau ditemani oleh al-Mukaram Muhammad Bazamul ke Hadramaut meninggalkan tanah kelahirannya Jawa. Di kala al-Habib Abu Bakar bin Muhammad as-Segaf akan sampai di kota Sewun, beliau di sambut di perbatasan kota oleh paman sekaligus guru beliau al-Allamah Abdullah bin Umar berikut para kerabat. Dan yang pertama kali dilantunkan oleh sang paman bait qosidah al-Habib al-Arifbillah Syeh bin Umar bin Segaf seorang yang paling alim di kala itu dan menjadi kebanggaan pada jamannya. Dan ketika telah sampai beliau dicium dan dipeluk oleh pamannya. Tak elak menahan kegembiraan atas kedatangan sang keponakan dan melihat raut wajahnya yang memancarkan cahaya kewalian dan kebaikan berderailah air mata kebahagiaan sang paman membasahi pipinya.

Hati para kaum arifin memiliki ketajaman pandang
Mampu melihat apa yang tak kuasa dilihat oleh pemandang.

Sungguh perhatian dan didikan sang paman telah membuahkan hasil yang baik pada diri sang keponakan. Beliau belajar kepada sang paman al-Habib Abdullah bin Umar ilmu fiqh dan tasawuf, sang paman pun suka membangunkannya pada akhir malam ketika beliau masih berusia kanak-kanak guna menunaikan shalat tahajjud bersama-sama, al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf mempunyai hubungan yang sangat kuat dalam menimba ilmu dari para ulama dan pemuka kota Hadramaut. Sungguh mereka (para ulama) telah mencurahkan perhatiannya pada al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf. Maka beliau ra. Banyak menerima dan memparoleh ijazah dari mereka. Diantara para ulama terkemuka Hadramaut yang mencurahkan perhatiannya kepada beliau, adalah al-Imam al-Arifbillah al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, (seorang guru yang sepenuhnya mencurahkan perhatiannya kepada al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf).

Sungguh Habib Ali telah menaruh perhatiannya kepada al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf semenjak beliau masih berdomisili di Jawa sebelum meninggalkannya menuju Hadramaut.

Al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi berkata kepada salah seorang murid seniornya "Perhatikanlah! Mereka bertiga adalah para wali, nama, haliyah, dan maqom (kedudukan) mereka sama. Yang pertama adalah penuntunku nanti di alam barzakh, beliau adalah Quthbul Mala al-Habib Abu Bakar bin Abdullah al-Aidrus, yang kedua, aku melihatnya ketika engkau masih kecil beliau adalah al-Habib al-Ghoust Abu Bakar bin Abdullah al-Atthos, dan yang ketiga engkau akan melihat sendiri nanti di akhir dari umurmu".

Maka tatkala memasuki tahun terakhir dari umurnya, ia bermimpi melihat Rosulullah SAW sebanyak lima kali berturut-turut selama lima malam, sementara setiap kali dalam mimpi Beliau SAW mengatakan kepadanya (orang yang bermimpi) " Lihatlah di sampingmu, ada cucuku yang sholeh Abu Bakar bin Muhammad Assegaf"! Sebelumnya orang yang bermimpi tersebut tidak mengenal al-Habib Abu Bakar Assegaf kecuali setelah dikenalkan oleh Baginda Rosul al-Musthofa SAW didalam mimpinya. Lantas ia teringat akan ucapan al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi dimana beliau pernah berkata "Mereka bertiga adalah para wali, nama dan kedudukan mereka sama". Setelah itu ia (orang yang bermimpi) menceritakan mimpinya kepada al-Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf dan tidak lama kemudian ia meninggal dunia.

Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf mendapat perhatian khusus dan pengawasan yang istimewa dari gurunya al Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi sampai-sampai Habib Ali sendiri yang meminangkan beliu dan sekaligus menikahkannya. Selanjutnya (diantara para masyayikhnya) adalah al Allamah al Habib Abdullah bin Umar Assegaf sebagai syaikhut tarbiyah, al Imam al Quthb al Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi sebagai syaikhut taslik, juga al Mukasyif al Habib Abdul Qadir bin Ahmad bin Quthban sebagai syaikhul fath. Guru yang terakhir ini sering memberi berita gembira kepada beliau "Engkau adalah pewaris haliyah kakekmu al Habib Umar bin Segaf". Sekian banyak para ulama para wali dan para kaum sholihin Hadramaut baik itu yang berasal dari Sewun, Tarim dan lain-lain yang menjadi guru al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf, seperti al Habib Muhammad bin Ali Assegaf, al Habib Idrus bin Umar al-Habsyi, al Habib Ahmad bin Hasan al-Atthas, al Habib Abdurrahman al-Masyhur, juga putera beliau al Habib Ali bin Abdurrahman al-Masyhur, dan juga al Habib Syekh bin Idrus al-Idrus dan masih banyak lagi guru beliau yang lainnya.

Pada tahun 1302 H, ditemani oleh al Habib Alwi bin Segaf Assegaf al Habib Abu Bakar Assegaf pulang ketanah kelahirannya (Jawa) tepatnya di kampung Besuki. Selanjutnya pada tahun 1305 H, ketika itu beliau berumur 20 tahun beliau pindah ke kota Gresik sambil terus menimba ilmu dan meminta ijazah dari para ulama yang menjadi sinar penerang negeri pertiwi Indonesia, sebut saja al Habib Abdullah bin Muhsin al-Atthas, al Habib Abdullah bin Ali al-Haddad, al Habib Ahmad bin Abdullah al-Atthas, al Habib Abu Bakar bin Umar bin Yahya, al Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi,al Habib Muhammad bin Ahmad al-Muhdlar, dan lain sebagainya.

Kemudian pada tahun 1321 H, tepatnya pada hari jum'at ketika sang khatib berdiri diatas mimbar beliau r.a mendapat ilham dari Allah SWT bergeming dalam hatinya untuk mengasingkan diri dari manusia semuanya. Terbukalah hati beliau untuk melakukannya, seketika setelah bergeming beliau keluar dari masjid jami' menuju rumah kediamannya. Beliau al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf ber-uzlah atau khalwat (mengasingkan diri) dari manusia selama lima belas tahun bersimpuh dihadapan Ilahi Rabbi. Dan tatkala tiba saat Allah mengizinkan beliau untuk keluar dari khalwatnya, guru beliau al Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi mendatanginya dan memberi isyarat kepada beliau untuk mengakhiri masa khalwatnya, al Habib Muhammad al-Habsyi berkata "selama tiga hari kami bertawajjuh dan memohon kepada Allah agar Abu Bakar bin Muhammad Assegaf keluar dari khalwatnya", lantas beliau menggandeng al Habib Abu Bakar Assegaf dan mengeluarkannya dari khalwatnya. Kemudian masih ditemani al Habib Muhammad al-Habsyi beliau r.a menziarahi al Habib Alawi bin Muhammad Hasyim, sehabis itu meluncur ke kota Surabaya menuju ke kediaman al Habib Abdullah bin Umar Assegaf. Sambil menunjuk kepada al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf al Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi memproklamirkan kepada para hadirin "Ini al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf termasuk murtiara berharga dari simpanan keluarga Ba 'Alawi, kami membukanya agar bisa menularkan manfaat bagi seluruh manusia".

Setelah itu beliau membuka majlis ta'lim dirumahnya, beliau menjadi pengayom bagi mereka yang berziarah juga sebagai sentral (tempat rujukan) bagi semua golongan diseluruh penjuru, siapa pun yang mempunyai maksud kepada beliau dengan dasar husnudz dzan niscaya ia akan meraih keinginannya dalam waktu yang relatif singkat. Di rumah beliau sendiri, al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf telah menghatamkan kitab Ihya' Ulumuddin lebih dari 40 kali. Pada setiap kali hatam beliau selalu menghidangkan jamuan yang istimewa. al Habib Abu Bakar Assegaf betul-betul memiliki ghirah (antusias) yang besar dalam menapaki aktivitas dan akhlaq para aslaf (pendahulunya), terbukti dengan dibacanya dalam majlis beliau sejarah dan kitab-kitab buah karya para aslafnya.

Adapun maqom (kedudukan) al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf, beliau telah mencapai tingkat Shiddiqiyah Kubro. Hal itu telah diakui dan mendapat legitimasi dari mereka yang hidup sezaman dengan beliau. Berikut ini beberapa komentar dari mereka.

al Imam al Habib Muhammad bin Ahmad al-Muhdhar berkata,

"Demi fajar dan malam yang sepuluh dan yang genap dan yang ganjil. Sungguh al Akh Abu Bakar bin Muhammad Assegaf adalah mutiara keluarga Segaf yang terus menggelinding (maqomnya) bahkan membumbung tinggi menyusul maqom-maqom para aslafnya".

Al Habib Alwi bin Muhammad al-Haddad berkata,

"Sesungguhnya al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf adalah seorang Quthb al Ghaust juga sebagai tempat turunnya pandangan (rahmat) Allah SWT".

Al Arif billah al Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi pernah berkata di rumah al Habib Abu Bakar Assegaf dikala beliau membubuhkan tali ukhuwah antara beliau dengan al Habib Abu Bakar Assegaf, pertemuan yang diwarnai dengan derai air mata. Habib Ali berkata kepada para hadirin ketika itu,

"Lihatlah kepada saudaraku fillah Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf. Lihatlah ia..! Maka melihat kepadanya termasuk ibadah"

Al Habib Husein bin Muhammad al-Haddad berkata,

"Sesungguhnya al Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf adalah seorang khalifah. Beliau adalah penguasa saat ini, belia telah berada pada Maqom as Syuhud yang mampu menyaksikan (mengetahui) hakekat dari segala sesuatu. Beliau berhak untuk dikatakan "Dia hanyalah seorang hamba yang kami berikan kepadanya (sebagai nikmat)".

RESEP SEBELUM TIDUR ALA RASULULLAH SAW








Hari sudah malam .mata aisyah berat menahan kantuk.Ia siap tidur di samping Muhammad saw, suaminya namun, Rasulullah saw masih akan melanjutkan salat malamnya. “ jangan tidur sebelum kamu mengerjakan empat perkara, “ kata rasul ketika melihat Aisyah merebahkan badannya di pembaringan.” Empat perkara itu ,pertama mengkhatamkan Al-quran; kedua, menjadikan para nabi sebagai penolongmu di hari kiamat; ketiga, menjadikan kaum muslimin rela kepadamu; dan keempat, mengerjakan haji dan umrah.

Aisyah terbengong-bengong.Bagaimana mungkin iamampu mengerjakan perintah sebanyakitu. Namun, ia menahandiri untuk bertanya, menunggu sampai rasu lselesai menjalankan shalat tahajud yang terkadang menghabiskan separuh malam lebih.

“ Wahai Rasulullah saw, engkau telah memerintahkan aku untuk mengerjakan empat perkara yang aku tidak mampu melaksanakanya,” kata Aisyah setelah rasul menyelesaikan salat malamnya

Wahai Aisyah, “ jawabrasul,” pertama aku perintahkan engkau jangan tidur sebelum mengkhatamkan Al-quran, artinya, jika engkau membaca surah Al-ikhlas tiga kali, nilainya sama dengan mengkhatamkan Al-Quran. Kalau engkau membaca shalawat untuk saya dan para nabi sebelum saya, sungguh kami telah menjadi penolongmu di ahri kiamat.Bila kamu memohon ampun kepada allah untuk semua orang beriman, mereka semua telah ridha kepadamu. Dan jika engkau membaca Subhanallah wal hamdulillah wala ilaha illallah allahu akbar tiga kali, engkau telah menunaikan ibadah haji dan umrah.

Mendengar jawaban itu Aisyah lega. Maka dibacalah surah Al-Ihklas tiga kali, shalawat nabi dan rasul tiga kali, membaca istigfar untuk segenap kaum muslimin sekali, dan membaca tasbih tiga kali ditambah doa menjelang tidur tiga kali. Dan setelah itu Aisyah pun lelap dalam tidurnya.

SEMOGA BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA. AMIN
SHOLU A’LA MUHAMMAD
 

Kamis, 22 September 2011

MANAQIB AL HABIB AHMAD BIN ALWY ALHADDAD ( HABIB KUNCUNG )




Tak jauh dari Mall Kalibata terdapat maqom Seorang waliyulloh, Habib Ahmad Bin alwi Al hadad yang dikenal dengan Habib Kuncung. Beliau adalah seorang ulama yang memilki prilaku ganjil (khoriqul a’dah) yaitu diluar kebiasaan manusia umumnya.beliau adalah waliyullah yang sengaja ditutup kewaliannya agar orang biasa tidak menyadari kelebihannya karena di kawatirkan umat nabi Muhammad terlalu mencintainya dan agar tidak terlena dengan karamah nya tersebut maka allah swt menutup karamahnya tersebut dan hanya orang-orang tertentu yang dapat melihat semua karomah Beliau.Habib Kuncung juga terkenal sebagai ahli Darkah maksudnya disaat sesorang dalam kesulitan dan sangat memerlukan bantuan beliau muncul dengan tiba – tiba .Lahir di Gurfha HadroMaut Tarim tanggal 26 sya’ban Tahun 1254 H, beliau berguru kepada Ayahandanya sendiri Habib alwi Al Hadad dan juga belajar kepada Al A’lamah Habib Ali bin Husein Al Hadad, Habib Abdurrahman Bin Abdulloh Al Habsyi dan Habib Abdulloh bin Muchsin al athos. Sebagaimana kebiasaan Ulama-ulama dari Hadromaut untuk melakukan perjalanan Ritual Dakwah ke berbagai negara termasuk ke Indonesia. Habib ahmad bin Alwi al hadad melakukan ritual dakwah ke Indonesia pertama kali singgah di Kupang dan menurut cerita Beliau Menetap beberapa tahun disana dan menikah dengan wanita bernama Syarifah Raguan Al Habsyi dan di karunai anak bernama Habib Muhammad Bin Ahmad Al Hadad. Selanjutnya Habib Ahmad bin Alwi al hadad melanjutkan dakwahnya ke pulau jawa dan menetap di Kali Bata hingga wafatnya.
Gelar Habib Kuncung yang diberikan kepada Habib Ahmad bin Alwi Al hadad yang saya tahu karena kebiasaan Beliau mengenakan Kopiah yang menjulang keatas (Muncung), dan Prilaku beliau yang terlihat aneh dari kebiasaan orang pada umumnya terutama dalam hal berpakaian. Habib Kuncung Wafat dalam usia 93 tahun tepatnya tanggal 29 sya,ban 1345 H atau sekitar tahun 1926 M dan di Maqomkan di Pemakaman Keluarga Al Hadad di Kalibata jakarta selatan.
Hingga kini Maqom Beliau selalu Ramai di kunjungi oleh para Peziarah dari berbagai daerah di Nusantara terutama pada perayaan Maulid yang diadakan setiap minggu pertama Bulan Robiul awal ba’da asyar.

KEBIJAKSANAAN SANG NABI





imam al ghazali dlm kitabnya al ihya mengetengahkan hadits yang diriwayatkan oleh zaid
bin aslam dari anas bin malik ra.yang menuturkan."pada suatu hari sekelompok kaum miskin mengutus seseorang diantara mereka menghadap rasulullah saw,ia berkata "ya rasulullah saya utusan kaum miskin kepada anda"beliau menjawab "selamat datang bagimu dan bagi orang-orang yang mengutusmu engkau datang dari orang-orang yang kucintai. utusan orang miskin tersebut mengeluh "ya rasulullah orang-orang kaya dapat berbuat banyak kebajikan,mereka dapat melakukan ibadah umrah,sedangkan kami tidak dapat melakukanya.jika mereka sakit,mereka dapat memberangkatkan orang lain dengan kekayaan mereka untuk memperoleh kebajikan yang mereka dambakan.lalu rasulullah menjawab"sampaikanlah apa yang kukatakan kepada orang-orang miskin bahwa sesungguhnya siapa diantara kalian yang bertawakal dan sabar,niscaya ia memperoleh tiga hal yang tidak dapat diperoleh orang kaya,yaitu:PERTAMA,di dalam surga terdapat kamar2 yg dilihat oleh para penghuni surga sebagaimana para penghuni bumi melihat ke langit,tdk ada yg memasuki kamar2 tsb.kecuali nabi yg miskin,orang mati syahid yang miskin atau orang mukmin yang miskin.KEDUA,kaum miskin akan memasuki surga setengah hari lebih awal daripada orang2 kaya,itu sama dengan lima ratus tahun.KETIGA, jika seorang miskin berzikir mengucap kalimat SUBHAANALLAHU WAL HAMDULILLAAH WA LAA ILAAHA ILLALLAAH WAL LAAHU AKBAR.kemudian org kaya berzikir mengucap kalimat tersebut,niscaya orang kaya itu tidak akan dapat menyusul orang yang miskin(maksudnya martabat yang dicapai oleh orang kaya yang beriman tidak akan dapat menyamai martabat orang miskin yang beriman".utusan itu kemudian kembali ketengah kaumnya dan memberitahukan sebagaimana yang disabdakan rasul saw mereka dengan senang hati menyahut"kami rida...kami rida"

Rabu, 21 September 2011

BULAN PERNAH TERBELAH 14 ABAD YANG LAU

Benarkah peristiwa menakjubkan 14 abad yabg lalu saat Rasulullah dengan izin Allah membelah bulan?. Apapun yang datang dari Allah dan Rasulnya masuk akal atau tidak maka tiada pilihan untuk menolaknya. Karena sebuah penolakan adalah sbuah jawaban sedekat apa Iman kita pada kebenaran itu?. Untaian Risalah berikut smoga bisa menambah keyakinan kita akan sebuah kebenaran,... kebenaran yang mutlak dari-Nya.

Allah berfirman: "Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al-Qamar: 1)" Apakah kalian akan membenarkan kisah yang dari ayat Al-Qur'an ini menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris ??Di bawah ini adalah kisahnya:
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ?

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur'an. Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, "Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi [Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah] mengandung mukjizat secara ilmiah ? Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjagkaunya.

Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, "Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?" Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian inginkan ? Mereka menjawab: Coba belah bulan, .."

Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Maka Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulat itu dengan sebenar-benarnya. Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, "Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!" Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja "menyihir" orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Maka mereka pun pada menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Maka orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, "Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?"Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dansaling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali...!!!"

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya:

Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, "Ini adalah sihir yang terus-menerus", dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap ....sampai akhir surat Al-Qamar.

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan??"

Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati."
Daud Musa Pitkhok berkata, "Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur'an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur'an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah...

Maka aku pun bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu??? Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran. Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi diantara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS.

Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besardalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, " Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna". Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, "Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.

Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget danberkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?" Mereka pun menjawab, "Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun. Maka presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya. Mereka menjawab,

"Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Presenter pun bertanya, "Bagaimana kalian bisa yakin akanhal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali".

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... Maka aku pun berguman, "Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar, dan ... saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.

MALAIKAT MAUT ( IZRAIL AS ) MEMINTA IZIN UNTUK MENCABUT NYAWA RASULULLAH SAW

Allah SWT mewahyukan kepada malaikat lzrail AS: “Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut ruhnya maka hendaklah kamu lakukan dengan cara yang paling halus dan lembut. Ketika kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah terlebih dahulu, kalau ia mengizinkan, maka masuklah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak mengizinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku.”
Setelah malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah SWT, maka malaikat lzrail turun dengan menyerupai orang Arab Baduwi. Setelah sampai di depan rumah Rasulullah SAW, ia pun memberi salam: “Assalaamu alaikum yaa ahla baitin nubuwwah wa ma’danir risaalah, a adkhulu?” (Mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kalian semua, wahai penghuni rumah nabi dan sumber risalah, bolehkan saya masuk?) Sayidah Fathimah yang mendengar salam tersebut berkata: “Wahai hamba Allah, Rasulullah SAW sedang sibuk karena sakitnya yang semakin berat.” Kemudian malaikat lzrail mengulangi salamnya lagi, dan kali ini didengar oleh Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bertanya kepada Fathimah: “Wahai Fathimah, siapakah di depan pintu itu.” Maka Fathimah berkata: “Ya Rasulullah, ada seorang Arab Baduwi memanggilmu, dan aku telah katakan kepadanya bahwa engkau sedang sibuk karena sakit, sebaliknya dia memandangku dengan tajam sehingga badan ini terasa menggigil.” Rasulullah SAW berkata: “Wahai Fathimah, tahukah kamu siapakah orang itu?.” Jawab Fathimah: “Tidak ayah.” “Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat yang memisahkan perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta meramaikan kubur.” Mendengar perkataan Nabi seperti itu, Sayidah Fathimah tidak dapat menahan air matanya lagi setelah mengetahui bahwa saat perpisahan dengan ayahandanya akan berakhir, dia menangis sejadi-jadinya. Mendengar tangisan Fathimah, Nabipun berkata: “Janganlah engkau menangis wahai Fathimah, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku yang akan bertemu dengan aku.” Selanjutnya Rasulullah SAW mengizinkan malaikat lzrail masuk. Malaikat lzrail masuk dengan mengucapkan: “Assalamuaalaikum ya Rasulallah.” Lalu Rasulullah SAW menjawab: “Wa alaikassalam, wahai lzrail engkau datang menziarahi aku atau untuk mencabut ruhku?” Maka berkata malaikat lzrail: “Kedatangan saya adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut ruhmu, itupun kalau engkau mengizinkan, kalau engkau tidak mengizinkan maka aku akan kembali.” Rasulullah SAW bersabda: “Wahai lzrail, dimanakah kamu tinggalkan Jibril?” Berkata lzrail: “Saya tinggalkan Jibril di langit dunia, para malaikat sedang memuliakannya.” Tak lama kemudian akhirnya Jibril AS turun dan duduk di dekat kepala Rasulullah SAW.
Melihat kedatangan Jibril AS, Rasulullah pun berkata: “Wahai Jibril, tahukah kamu bahwa ajalku sudah dekat?” Malaikat Jibril menjawab: “Ya, aku tahu.” Rasulullah SAW bertanya lagi: “Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku disisi Allah SWT.” Malaikat Jibril berkata: “Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat berbaris rapi menanti ruhmu di langit. Kesemua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan kesemua bidadari sudah berhias menanti kehadiran ruhmu.” Rasulullah SAW bersabda: “Alhamdulillah, sekarang katakanlah pula tentang umatku di hari kiamat nanti.” Maka Malaikat Jibril berkata: “Allah SWT telah berfirman: “Sesungguhnya aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam syurga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang semua umat memasuki syurga sebelum umatmu memasuki syurga.”